Bisnis
Home » Blog » Risiko Finansial Franchise untuk Franchisor dan Franchisee

Risiko Finansial Franchise untuk Franchisor dan Franchisee

Risiko Finansial Franchise

Evaluasi risiko merupakan salah satu aspek penting dalam memulai bisnis. Termasuk ketika Anda tertarik menjalankan peluang waralaba. Meski disebut sebagai model bisnis yang minim risiko, tetap saja ini tidak membuat waralaba kebal. Di artikel ini KabarFranchise.com akan mengulas risiko finansial franchise yang harus diperhatikan oleh franchisor maupun franchise. Berikut penjelasan selengkapnya!

Risiko Finansial bagi Pemberi Waralaba

Risiko Finansial Franchise

1. Biaya Investasi Awal yang Tinggi

Untuk mengembangkan sistem waralaba, Anda membutuhkan modal yang besar. Modal ini akan Anda gunakan untuk membuat pedoman operasional, urusan legalitas, program pelatihan, hingga pencitraan merek. Ini semua membutuhkan investasi awal yang substansial.

Oleh karena ini, sebagai franchisor, Anda harus mampu membuat penganggaran dengan cermat dan perluasan bertahap untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan.

2. Ketergantungan pada Kinerja Franchisee

Citra merek yang Anda bangun susah payah, nantinya akan dipengaruhi oleh kinerja franchisee. Mereka yang berkinerja baik akan meningkatkan citra positif. Sebaliknya, penerima waralaba yang berkinerja buruk dapat merusak reputasi dan memengaruhi profitabilitas secara keseluruhan.

Bahkan jika ada satu saja franchisee yang konsisten memberikan layanan yang buruk, franchisor bisa kehilangan kredibilitasnya di seluruh jaringan. Maka, memilih franchisee dengan cermat serta memberikan dukungan dan pelatihan yang berkelanjutan adalah kunci. Tapi ingat, itu juga menciptakan biaya.

3. Biaya Litigasi dan Kepatuhan

Perselisihan hukum dengan franchisee atau kegagalan untuk mematuhi persyaratan dan peraturan huum yang berlaku dapat mengakibatkan tuntutan hukum dan denda yang mahal.

Maka, ada baiknya jika Anda sejak awal sudah mengonsultasikan ini dengan franchise consultant atau penasihat hukum untuk memastikan bahwa rencana waralaba Anda sudah di jalur yang benar.

4. Kejenuhan Pasar

Ekspansi bisnis yang terlalu cepat bisa menyebabkan tumpang tindih dan berakhir dengan kanibalisasi. Jadi, bukannya makin jaya, ini justru mengurangi penjualan di setiap unit. Membuat franchisee tidak merasakan keuntungan dan memilih untuk menutup usaha atau tidak memperpanjang kontrak.

Maka, pastikan sejak awal Anda telah melakukan analisis pasar berbasis data untuk menentukan peluang waralaba di unit baru.

5. Volatilitas Pendapatan

Pendapatan franchisee dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari persaingan bisnis sampai kondisi ekonomi yang tak bisa diprediksi. Pada gilirannya ini memengaruhi pendapatan Anda sebagai franchisor.

Untuk memitigasi risikonya, Anda bisa melakukan diversifikasi penawaran waralaba dan memberi dukungan yang diperlukan franchisee selama kondisi ekonomi sedang lesu.

Risiko Finansial bagi Franchisee

1. Biaya Awal yang Tinggi

Untuk membeli waralaba, Anda harus menyiapkan biaya awal yang tinggi untuk membayar franchise fee, pengadaan peralatan, sewa gedung, maupun biaya persiapan lainnya. Perlu Anda ketahui, bahwa ini akan menjadi jumlah yang signifikan.

Sementara, butuh waktu untuk balik modal. Maka, sebelum menentukan waralaba yang dipilih, pastikan Anda memiliki sumber pembiayaan yang memadai dan memiliki dana cadangan untuk keadaan darurat.

2. Pembayaran Royalti yang Berkelanjutan

Meski ada beberapa franchise yang tidak menuntut pembayaran biaya royalti secara berkala, tapi pada umumnya franchisee harus membayar sejumlah biaya dari persentase penjualan. Ini bisa mengurangi profitabilitas, terutama selama periode bisnis yang lesu.

Jadi, selagi Anda mempelajari franchise disclosure document, pastikan Anda memahami ketentuan biaya royalti maupun biaya-biaya lain yang sifatnya berkelanjutan.

3. Fleksibilitas Operasional Terbatas

Perjanjian waralaba sering kali memberlakukan pembatasan yang dapat mencegah franchisee beradaptasi dengan permintaan pasar lokal atau melakukan tindakan penghematan biaya. Bagaimana pun, sebagai franchisee, Anda harus mematuhi peraturan yang dibuat franchisor—meski terkadang tidak sejalan dengan kebutuhan pasar setempat.

Untuk mengatasi ini, coba bangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan franchisor sehingga Anda bisa menegosiasikan situasi khusus yang memerlukan “sedikit kelonggaran”.

4. Ketergantungan pada Pemberi Waralaba

Jika franchisor gagal memberikan dukungan yang memadai, memilih strategi pemasaran yang buruk, atau salah mengelola merek, Anda bisa kena imbasnya. Sering kali ini menciptakan kerugian finansial yang signifikan.

Untuk mencegah risiko finansial franchise yang satu ini, pelajari proposal yang diberikan franchisor dengan teliti. Evaluasi kesehatan keuangan serta rekam jejaknya sebelum memutuskan untuk bergabung dalam jaringan waralaba mereka.

5. Risiko Pasar Lokal

Keberhasilan waralaba sangat bergantung pada lokasi dan demografi lokal. Pemilihan lokasi yang buruk atau pergeseran pasar yang tidak terduga dapat mengakibatkan tekanan finansial.

Jadi, ketika mulai terbesit harapan untuk menjalankan bisnis waralaba, lakukan riset mengenai kondisi pasar lokal terlebih dahulu. Apakah merek waralaba pilihan Anda fit dengan lokasi dan kebutuhan pasar setempat atau apakah ini hanya sebuah keputusan yang terlalu dipaksakan?

Inilah ulasan mengenai risiko finansial franchise yang perlu Anda perhatikan. Kami menulis ini bukan untuk menghalangi mimpi Anda menjalankan peluang franchise. Hanya supaya Anda lebih waspada dan bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menerapkan strategi manajemen risiko demi kesuksesan jangka panjang. Semoga berhasil!

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.