Bisnis
Home » Blog » Mekanisme Royalti Franchise: Untung atau Buntung?

Mekanisme Royalti Franchise: Untung atau Buntung?

mekanisme royalti franchise

Ketika Anda mewaralabakan suatu bisnis, Anda menawarkan berbagai layanan kepada penerima waralaba (franchisee) untuk membantu mereka memulai usaha. Tentu saja, sumber daya ini memiliki biaya dan mekanisme royalti franchise merupakan salah satu cara franchisee membayar sumber daya tersebut.

Untuk menentukan bagaimana Anda akan mengatur biaya ini akan memainkan peran penting dalam pendapatan Anda dari franchisor.

Artikel ini akan membahas tentang mekanisme royalti franchise, apa perbedaannya dengan biaya franchise, bagaimana cara menghitungnya, dan bagaimana cara mengomunikasikannya kepada franchisor.

Apa itu royalti franchise?

royalti franchise

Biaya royalti franchise adalah pembayaran rutin yang dibayarkan oleh penerima waralaba (franchisee) kepada pemberi waralaba (franchisor). Biasanya pembayaran ini dibebankan setiap bulan atau setiap minggu.

Persentase biaya royalti franchise rata-rata berkisar antara 4% dan 12%. Tetapi nilai ini dapat bervariasi berdasarkan industri, pendapatan, dan faktor-faktor lain.

Biaya ini dapat digunakan untuk berbagai sumber daya yang mungkin Anda sediakan, meliputi biaya yang terkait dengan administrasi, perekrutan, penelitian dan pengembangan produk, pemasaran, dan manfaat lain dari bekerja sama dengan merek yang sudah mapan.

Biaya royalti untuk franchise juga digunakan untuk keuntungan franchisor, sebagai kompensasi atas pemberian lisensi atas nama merek tersebut.

Royalti franchise vs biaya franchise

Royalti franchise dan biaya franchise adalah dua kompenen biaya yang umum dalam bisnis waralaba, tapi keduanya memiliki perbedaan mendasar.

Biaya franchise adalah biaya awal yang dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor untuk mendapatkan hak membuka dan menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, sistem, dan dukungan dari franchisor.

Biaya ini biasanya dibayarkan satu kalo di awal masa perjanjian franchisee kepada franchisor.

Sedangkan royalti franchise adalah biaya berkelanjutan yang dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor secara berkala (bulanan, kuartalan, atau tahunan).

Mekanisme royalti franchise umumnya dihitung berdasarkan persentase dari pendapatan kotor atau keuntungan bersih franchise.

Tujuannya adalah sebagai imbalan atas penggunaan merek, sistem, dukungan, dan bimbingan yang diberikan oleh franchisor selama masa perjanjian franchise.

Singkatnya, biaya franchise adalah biaya untuk “membeli hak” sedangkan royalti franchise adalah biaya untuk “mempertahankan hak” dan mendapatkan dukungan berkelanjutan.

Baca juga: 7 Franchise Hidden Cost, Hati-Hati Sering Diabaikan!

Lalu, bagaimana cara menghitung royalti franchise?

mekanisme royalti franchise

Terdapat beberapa metode umum yang digunakan untuk menghitung mekanisme royalti franchise. Biasanya metode ini juga telah disetujui dan disepakati di awal perjanjian franchise.

Metode yang paling sering digunakan adalah persentase dari pendapatan kotor. Misalnya, jika disepakati royalti sebesar 5% dari pendapatan kotor, maka franchisee harus membayar 5% dari total penjualan mereka kepada franchisor secara berkala.

Metode lain yang mungkin digunakan adalah presentasi dari keuntungan bersih, di mana royalti dihitung berdasarkan laba setelah dikurangi biaya-biaya operasional.

Selain itu, ada juga biaya tetap, di mana franchisee membayar sejumlah uang tetap secara periodik tergantung pada kinerja penjualan.

Beberapa perjanjian franchise bahkan mungkin mengkombinasikan beberapa metode perhitungan royalti. Oleh karena itu, wajib bagi dranchise untuk memahami dengan cermat bagaimana mekanisme royalti franchise dihitung sebelum menandatangani perjanjian.

Cara mengomunikasikan royalti franchise

Menetapkan biaya hanyalah satu bagian dari teka-teki. Anda juga perlu mempertimbangkan bagaimana Anda akan mengomunikasikannya kepada franchisor. Pikirkan tentang komunikasi dari perspektif yang transparan dan teratur.

Biasanya, franchisor telah menetapkan sistem pelaporan yang jelas, termasuk format laporan, periode pembayaran, dan metode pembayaran yang disepakati. Franchisee perlu mencatat pendapatan secara akurat dan menyusun laporan royalti sesuai dengan ketentuan franchisor.

Laporan ini kemudian diserahkan kepada franchisor melalui saluran komunikasi yang telah ditentukan, baik secara daring maupun luring. Pembayaran royalti pun biasanya dilakukan setelah laporan disetujui oleh franchisor.

Komunikasi yang baik dan terbuka antara franchisee dan franchisor sangat penting untuk memastikan proses pembayaran royalti berjalan lancar dan menghindari kesalahpahaman.

Baca juga: Memperbarui vs Memutuskan Kontrak Waralaba: Pertimbangan dan Langkah-Langkahnya

Memahami mekanisme royalti franchise adalah kunci kesuksesan bagi franchisee maupun franchisor.

Dengan memahami perbedaan antara royalti franchise dan biaya franchise serta cara menghitungnya, franchisee dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik dan franchisor dapat memastikan keberlanjutan bisnisnya.

Pelajari istilah lainnya dalam dunia franchise di KabarFranchise.com!

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.