Memahami Apa Itu Franchise Disclosure Document Sebelum Berbisnis
Sebelum memulai bisnis franchise, Anda perlu pelajari mengenai apa itu franchise disclosure document, atau yang sering juga disebut dengan FDD. Franchise disclosure document adalah dokumen hukum yang harus diberikan franchisor kepada calon franchisee sebelum mereka memutuskan membeli sebuah bisnis franchise.
Pentingnya Franchise Disclosure Document dalam Pengambilan Keputusan

Dokumen ini seperti laporan terperinci yang memberikan informasi penting tentang franchise, seperti hubungan franchisor dan franchisee, investasi awal, biaya berkelanjutan, risiko, dan cara pengoperasiannya.
Adanya dokumen ini membantu calon pembeli membuat keputusan yang tepat tentang apakah akan berinvestasi dalam franchise tersebut atau tidak.
Saat membeli franchise, pada dasarnya seorang franchisee membeli hak untuk menggunakan merek terkenal dan model bisnisnya yang mapan.
Meskipun terlihat bahwa pihak franchisee mendapat keuntungan, seperti pelatihan dan dukungan, tapi penting untuk diingat bahwa tidak ada jaminan keberhasilan.
Di sinilah FDD berperan sebagai dokumen berharga untuk memahami potensi risiko dan manfaat dari berinvestasi dalam bisnis franchise.
Baca Juga: Perjanjian Waralaba: Apa Itu dan Bagaimana Seharusnya
Persyaratan Franchise Disclousure Document

FDD dibagi menjadi 23 bagian dan calon franchisee harus meninjau dan memahami masing-masih bagian sebelum menandatangani.
Nah, selama mempelajari dokumen ini, franchisor tidak boleh melakukan kontak dengan calon mitranya untuk memengaruhi maupun mengintervensi. Harapannya supaya calon franchisee bisa membuat keputusan tanpa pengaruh pihak mana pun.
Berikut ini adalah bagian-bagian yang ada pada franchise disclosure document:
- Franchisor dan semua induk perusahaan, pendahulu, dan afiliasinya: Bagian ini menetapkan berapa lama franchisor telah beroperasi.
- Pengalaman bisnis: Menguraikan pengalaman tim eksekutif yang menjalankan franchise system.
- Litigasi: Meliputi tindakan yang tertunda, tindakan material, dan tindakan sebelumnya terhadap franchise.
- Bankcruptcy: Kepailitan yang melibatkan franchise, pendahulunya, dan afiliasinya yang harus ditutup.
- Biaya awal: Franchisor harus mengumumkan semua biaya yang dibebankan kepada franchisee di awal tanpa menyembunyikan biaya apa pun.
- Biaya lainnya: Biaya tersembunyi atau tidak terungkap yang dapat menjadi sumber perselisihan di kemudian hari. Franchisor harus berhati-hati mengumumkan semua biaya dan bersikap transparan sepenuhnya.
- Estimasi investasi awal: Franchisee harus mengetahui kisaran terendah dan tertinggi dari investasi awal, termasuk estimasi modal kerja mereka.
- Pembatasan sumber produk dan layanan: Mencakup semua pembelian barang dan layanan yang diperlukan, selain mengungkapkan hubungan kepemilikan atau keuangan antara franchisee dan supplier.
- Kewajiban franchisee: Menetapkan kewajiban franchisee dalam tabel referensi.
- Pembiayaan: Menguraikan ketentuan pengaturan pembiayaan apa pun.
- Bantuan, iklan, sistem komputasi, dan pelatihan dari franchisor: Menjelaskan bantuan prapembukaan dan berkelanjutan yang dapat diharapkan oleh franchisee dari franchisor.
- Wilayah: Pernyataan jelas jika ada pembatasan di mana franchisee dapat menjalankan bisnis.
- Trademark: Mengumumkan merek dagang yang terdaftar pada franchise.
- Paten, hak cipta, dan informasi hak milik: Mengungkapkan hak cipta yang tidak tercakup dalam bagian merek dagang.
- Kewajiban untuk berpartisipasi dalam operasi aktual bisnis franchise: Penjelasan eksplisit apakah franchise dapat dimiliki sebagai investasi yang tidak terikat atau apakah partisipasi langsung diharapkan.
- Pembatasan terhadap apa yang boleh dijual: Mencakup apakah hanya barang dan layanan yang disetujui franchise yang dapat dijual.
- Pembaruan, penghentian, transfer, dan penyelesaian sengketa: Menguraikan proses yang dijelaskan.
- Public figure: Meliputi setiap orang yang nama atau penampilan fisiknya dikaitkan dengan franchise. Misalnya, selebriti tertentu yang muncul dalam iklan franchise.
- Representasi kinerja keuangan: Ruang opsional bagi franchisor untuk memperkirakan kinerja potensi franchise berdasarkan asumsi yang wajar.
- Informasi gerai dan franchisee: Statistik franchise yang berkaitan dengan jumlah gerai milik perusahaan dan gerai francgise yang telah beroperasi selama tiga tahun terakhir.
- Laporan keuangan: Franchisor harus memberikan laporan keuangan tiga tahun sebelumnya kepada franchisee, termasuk neraca, laporan operasi, ekuitas pemilik, dan arus kas.
- Kontrak: Penguraian franchise agreement yang mencakup perjanjian pembiayaan, perjanjian pasokan produk, jaminan pribadi, perjanjian lisensi perangkat lunak, dan kontrak lain yang khusus untuk situasi franchise.
- Kuitansi: Bagian terakhir dari FDD, di mana franchisor akan mengonfirmasi informasi yang dibahas dan memberikan rincian tambahan yang dibutuhkan oleh franchisee.
Baca Juga: Strategi Sukses Bisnis Waralaba, dari Pemilihan Hingga Meraup Keuntungan!
Kesimpulan

Franchise disclosure document merupakan alat penting bagi calon franchisee yang ingin berkecimpung di bisnis franchise. Dokumen ini menyediakan informasi terperinci tentang peluang franchise sehingga dapat membantu calon franchisee membuat keputusan yang tepat.
Dengan memahami apa itu franchise disclosure document, calon franchisee dapat mengevaluasi bisnis franchisor dan membuat keputusan yang meyakinkan apakah mereka akan berinvestasi ke merek dagang tersebut atau tidak.
Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang dunia bisnis franchise, jelajahi KabarFranchise.com untuk mendapatkan panduan, tips, trik, dan berita terkini seputar bisnis franchise!


Leave a Reply