Daftar Waralaba Asing Gagal di Indonesia, Apa Penyebabnya?
Indonesia, dengan populasi yang besar dan daya beli yang terus meningkat, menjadi pasar yang sangat menarik bagi para pelaku bisnis waralaba. Ini membuat banyak waralaba asing mencoba peruntungan dengan membuka beberapa gerainya di Indonesia. Namun, tidak semua waralaba asing mampu bertahan dan meraih kesuksesan—meski awalnya sangat populer. Berikut ini daftar waralaba asing gagal di Indonesia, salah satunya mungkin pernah Anda dengar!
Daftar Waralaba Asing Gagal Bertahan di Indonesia
1. 7-Eleven

Anda pasti pernah mendengar waralaba asing yang satu ini. 7-Eleven adalah jaringan convenience store asal Amerika yang sempat populer di Indonesia, terutama di Jakarta. Dengan konsep toko serba ada, 7-Eleven membuka gerainya sepanjang hari alias 24 jam. Berkat ini, 7-Eleven berhasil memikat banyak konsumen di pasar Indonesia.
Namun, setelah beberapa tahun beroperasi, 7-Eleven menghadapi berbagai tantangan yang membuatnya gagal bertahan. Beberapa diantaranya termasuk persaingan yang ketat dari beberapa minimarket lokal yang lebih memiliki banyak pilihan barang dengan harga yang lebih terjangkau.
Pada akhirnya 7-Eleven memilih untuk keluar dari pasar Indonesia pada tahun 2017 setelah mengalami penurunan yang signifikan.
2. King Mango, Waralaba Asing Gagal yang Sempat Sangat Populer

Salah satu contoh waralaba asing yang sempat hits namun akhirnya gagal bertahan adalah King Mango. Waralaba asal Thailand ini menyajikan minuman mangga yang populer di kalangan masyarakat di Indonesia.
Dengan konsep dan perpaduan yang unik, King Mango sempat menjadi primadona bagi pecinta minuman berbasis mangga. Namun, seiring berjalannya waktu, brand ini gagal mempertahankan konsistensinya.
Salah satu alasannya adalah ketatnya persaingan dengan brand lokal yang memiliki banyak variasi menu yang lebih bisa beradaptasi rasa dengan lidah konsumen lokal. Akhirnya, banyak cabang yang tutup dan waralaba ini pun gagal bertahan di pasar Indonesia.
Baca juga: 7 Jenis Ekspansi Bisnis, Mana yang Cocok untuk Bisnis Anda?
3. Krispy Kreme

Krispy Kreme, merek donat asal Amerika ini juga mengalami kegagalan di Indonesia. Meskipun donatnya disukai, harga yang relatif mahal dan kurangnya keunikan pada produk menjadi alasan utama mengapa Krispy Kreme tidak bisa bertahan lama di pasar Indonesia.
Di sisi lain, berbagai brand lokal juga banyak yang menawarkan varian donat dengan harga yang lebih terjangkau dan mampu menarik minat konsumen yang lebih luas.
4. Fish & Co

Fish & Co. merupakan salah satu waralaba asing yang sempat mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Dengan konsep casual dining yang menyajikan hidangan seafood, seperti fish and chips, Fish & Co awalnya mendapat perhatian yang cukup banyak.
Namun sayang, Fish & Co. akhirnya gagal mempertahankan eksistensinya di Indonesia. Salah satu alasannya adalah banyak konsumen lokal yang lebih memilih restoran lokal lain yang menawarkan berbagai menu yang lebih variatif dengan harga yang lebih terjangkau.
Akhirnya, Fish & Co. menutup sebagian besar cabangnya di Indonesia dan meninggalkan pasar yang sangat kompetitif lalu lebih memilih untuk fokus pada negara-negara lain di luar Indonesia.
Pentingnya Selektif dalam Membeli Waralaba
Melihat banyaknya kasus waralaba asing yang gagal di Indonesia memberikan pelajaran penting bagi calon pelaku bisnis yang ingin membeli waralaba. Berikut beberapa faktor yang harus diperhatikan:
- Lakukan riset mendalam: Sebelum memilih dan membeli waralaba, Anda harus terlebih dahulu mempelajari sejarah perusahaan, kinerja keuangan, dan reputasi merek waralaba yang Anda minati.
- Penyesuaian dengan selera lokal: Lakukan analisis terhadap pasar yang akan Anda masuki. Penting untuk memilih waralaba yang dapat beradaptasi dengan preferensi masyarakat Indonesia. Waralaba yang terlalu kaku dalam penyesuaian produknya sering kali kesulitan bertahan di pasar.
- Harga yang kompetitif: Untuk produk-produk tertentu, teruma kebutuhan pokok, konsumen Indonesia sangat sensitif terhadap harga. Oleh karena itu, Anda dapat mempertimbangkan untuk memilih waralaba yang menawarkan produk dengan harga yang sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia.
Kegagalan sejumlah waralaba asing di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya bagi waralaba asing untuk terlebih dahulu memahami karakteristik pasar lokal sebelum memutuskan untuk membuka gerai di Indonesia.
Meski merek tersebut mungkin sukses di negara asal atau negara lainnya, faktor lain seperti persaingan yang ketat dengan merek lokal, ketidaksesuaian selera dengan lidah konsumen lokal, serta harga yang tidak dapat bersaing dapat menjadi hambatan berkembangnya waralaba.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang dunia waralaba, kunjungi KabarFranchise.com, tempat di mana Anda bisa menemukan kisah sukses, inspirasi, dan berbagai wawasan penting untuk memulai perjalanan waralaba Anda.


Leave a Reply