Bisnis
Home » Blog » Perbedaan Chain dan Franchise, Mana yang Lebih Efisien untuk Ekspansi Bisnis?

Perbedaan Chain dan Franchise, Mana yang Lebih Efisien untuk Ekspansi Bisnis?

perbedaan chain dan franchise

Dalam dunia bisnis, istilah “bisnis waralaba” dan “jaringan bisnis” sering digunakan secara bergantia sehingga menimbulkan kebingungan. Namun, sebagai calon investor, memahami perbedaan chain dan franchise sangatlah penting.

Di artikel ini, KabarFranchise.com akan menguraikan perbedaannya sehingga Anda bisa mempelajari karakteristik kedua model bisnis tersebut. Yuk, simak!

Apa Itu Chain Business?

Sumber: Freepik

Chain business atau jaringan bisnis adalah sejumlah unit bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh entitas yang sama. Unit-unit ini tidak memiliki pemilik independen, melainkan langsung dimiliki oleh perusahaan atau individu. 

Dalam operasionalnya, setiap unit menggunakan merek dagang yang sama, mematuhi kebijakan yang sama, dan menjual produk yang sama. Semuanya mengikuti perusahaan induk yang sama.

Contoh chain business yang ada di Indonesia adalah Gramedia, Matahari Department Store, dan Hotel Santika.

Apa Itu Franchise?

perbedaan chain dan franchise
Sumber: Freepik

Sebaliknya, franchise atau waralaba adalah model bisnis yang memanfaatkan aliran modal dari penerima waralaba (franchisee) untuk melakukan ekspansi dan memperbanyak unit usaha. Meski pada praktiknya, pemilik waralaba (franchisor) masih menanggung sebagian tanggung jawab finansialnya.

Bedanya, gerai waralaba dioperasikan oleh franchisee sebagai pihak yang menerima hak dan lisensi untuk menjalankan waralaba — setelah membayar biaya investasi awalnya.

Sementara itu, franchisor akan menetapkan protokol bisnis dan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan operasi bisnis untuk dipatuhi franchisee sehingga konsistensi merek dan brand identity tetap terjaga.

Contoh franchise di Indonesia adalah Doyan Ayam, Gold’s Gym Fitness, dan Indomaret. 

Perbedaan Chain dan Franchise

Dari sudut pandang pelanggan, jaringan bisnis dan bisnis waralaba terlihat hampir sama. Namun, kalau diamati dari “balik layarnya”, keduanya sangat berbeda. Bagi pemilik bisnis yang mempertimbangkan ekspansi, yuk pelajari dulu perbedaan chain dan franchise dari komparasi berikut.

1. Struktur Kepemilikan

perbedaan chain dan franchise
Sumber: Freepik

Dalam struktur bisnis chain, semua lokasi unit dimiliki oleh perusahaan induk (parent company). Begitu pula dalam pengelolaannya, semua dihandle langsung oleh perusahaan induk atas nama pemegang saham.

Sedangkan dalam waralaba, unit dimiliki dan dioperasikan oleh individu yang telah menandatangani perjanjian waralaba dengan pemilik waralaba (franchisor). Baru setelah itu, mereka bisa menggunakan model bisnis dan merek dagang waralaba. Namun, ini tidak membuat franchisee sebagai pemilik merek waralaba, mereka hanya berhak menggunakannya di bawah naungan franchisor.

Meski begitu, pada akhirnya, kedua format bisnis ini harus mengikuti pedoman dan kebijakan perusahaan induk.

2. Pembiayaan

Pembiayaan (financing) adalah cara mendapatkan uang untuk membuka unit bisnis. Bagi perusahaan jaringan, pembiayaan berasal dari modal pemilik, laba perusahaan, atau lembaga peminjaman.

Sementara pada waralaba, pembiayaan utama berasal dari franchisee yang membayar sejumlah biaya kepada franchisor, termasuk franchise fee yang dibayarkan di awal untuk menggunakan merek waralaba dan royalti yang dibayar secara berkelanjutan. Itu kenapa pertumbuhan unit waralaba diklaim lebih cepat dibanding chain business. 

3. Biaya Operasional Bisnis

Waralaba biasanya memiliki biaya overhead dan biaya operasional yang lebih rendah dan biaya operasional dibandingkan chain businesss. 

Pasalnya, toko jaringan menanggung lebih banyak biaya, termasuk gaji karyawan yang lebih banyak. Sementara dalam waralaba, penerima waralaba bisa merangkap banyak posisi sekaligus.

4. Keuntungan

Sumber: Freepik

Karena chain business dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan, maka seluruh laba penjualan menjadi milik perusahaan.

Sementara itu, model bisnis waralaba sering menerapkan sistem imbal hasil. Di mana franchisee harus membayar royalti setiap periode waktu tertentu. Meski tidak semua menerapkan sistem itu dan membebaskan biaya royalti untuk franchisee. 

Seperti Doyan Ayam yang memberikan 100% keuntungan penjualannya pada para mitra. 

5. Risiko

Dalam chain business, induk perusahaan induk menanggung semua risiko jika ada unit yang tidak bekerja baik dan ini memengaruhi kinerja perusahaan secara langsung.

Dalam waralaba, franchisor dan franchisee saling berbagi risiko. Jika ada unit yang kinerjanya buruk, maka kerugiannya ditanggung oleh franchisee secara langsung. Meski pada gilirannya, ini juga bisa berdampak pada reputasi merek dan memengaruhi  unit milik franchisee lainnya.

6. Konsistensi

Dalam chain business, perusahaan induk memiliki kendali penuh atas semua unit yang ada. Ini memungkinkan mereka untuk menawarkan produk dan layanan yang konsisten di setiap unit jaringan.

Sementara pada waralaba, menjaga kualitas dan konsistensi adalah pekerjaan besar mengingat setiap unit dioperasikan oleh pemilik yang berbeda. Sekalipun sudah mengantongi manual operasi yang diberikan franchisor. 

7. Rekrutmen Karyawan

perbedaan chain dan franchise
Sumber: Freepik

Karyawan waralaba direkrut oleh franchisee sesuai dengan bantuan dan pedoman yang diberikan franchisor. Begitu pula dengan pelatihan awalnya. 

Namun, perekrutan dan pelatihan karyawan chain business ditangani sendiri oleh perusahaan induk.

8. Kontrol dan Pengambilan Keputusan

Sekalipun  menjadi pemilik merek, franchisor tidak memiliki kendali penuh atas bisnis dan operasinya. Begitu pula dengan franchisee yang harus mematuhi kebijakan waralaba, mereka tidak bisa membuat keputusan strategis secara independen. 

Sebaliknya, parent company perusahaan jaringan memiliki kendali penuh atas operasional bisnis di setiap unitnya. Mereka bisa membuat keputusan langsung atas situasi tertentu. 

9. Efisiensi

Chain business memiliki keuntungan ekonomi untuk mendapatkan bahan baku dan peralatan kerja dengan harga yang lebih murah dari pemasok mana pun yang memberikan penawaran terbaik. Ini bisa meningkatkan profitabilitas.

Sebaliknya, penerima waralaba hanya boleh melakukan pengadaan bahan baku dan peralatan dari supplier yang ditunjuk oleh franchisor. Ini bertujuan untuk menjaga konsistensi dan kualitas produk. 

10. Kompleksitas Hukum

Sumber: Freepik

Secara umum, waralaba melibatkan serangkaian kewajiban hukum yang lebih kompleks untuk mengatur hubungan kontraktual antara franchisor dan franchisee.

Di sisi lain, jaringan bisnis mungkin memiliki lebih sedikit kerumitan hukum dalam hal pengaturan kontraktual, tetapi mereka tetap harus mematuhi peraturan khusus industri, seperti standar keamanan pangan atau undang-undang ketenagakerjaan, tergantung pada sektornya.

Itulah perbedaan chain dan franchise. Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa chain business menuntut tingkat keterlibatan langsung yang lebih tinggi untuk menangani kebutuhan di setiap lokasi baru.

Sementara dengan model bisnis waralaba, pemilik waralaba bisa berbagi pekerjaan dengan penerima waralaba. Memang bisnis waralaba tak terbebas dari risiko dan tantangan, tapi Anda pasti bisa melaluinya kalau rajin memperbarui wawasan pewaralabaan Anda di KabarFranchise.com.

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.