Bisnis
Home » Blog » Menghadapi Lonjakan Biaya Operasional: Strategi Bertahan untuk Bisnis Franchise

Menghadapi Lonjakan Biaya Operasional: Strategi Bertahan untuk Bisnis Franchise

Menghadapi Lonjakan Biaya Operasional

Lonjakan biaya operasional bisa menjadi tantangan besar bagi bisnis franchise, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak stabil. Kenaikan harga bahan baku, tarif sewa, dan biaya tenaga kerja dapat berdampak langsung pada profitabilitas cabang. Bila tidak segera ditangani, beban operasional yang membengkak bisa mengganggu arus kas, menurunkan kualitas layanan, bahkan memaksa cabang untuk tutup. Untuk itu, franchisor dan franchisee perlu memahami akar penyebab lonjakan biaya dan memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi lonjakan biaya operasional. Berikut informasinya!

Faktor-faktor Penyebab Lonjakan Biaya Operasional

Menghadapi Lonjakan Biaya Operasional

Lonjakan biaya operasional bisa terjadi karena kombinasi faktor internal dan eksternal. Mengenali penyebabnya adalah langkah pertama untuk mengambil tindakan yang relevan. Berikut beberapa faktor umum yang menyebabkan biaya operasional meningkat:

  • Kenaikan harga bahan baku dan bahan pendukung produksi.
  • Upah minimum regional (UMR) yang naik setiap tahun.
  • Tarif sewa tempat usaha yang makin tinggi.
  • Kenaikan biaya utilitas seperti listrik, air, dan internet.
  • Inflasi dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
  • Ketergantungan pada pemasok tunggal dengan harga tak kompetitif
  • Inefisiensi operasional seperti pemborosan stok atau SDM berlebih.

Cara Menghadapi Lonjakan Biaya Operasional Bisnis Franchise

Untuk menjaga kelangsungan bisnis dan mempertahankan profit, franchise harus lebih adaptif dan efisien menghadapi lonjakan biaya operasional. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan.

1. Evaluasi dan Optimalkan Pengeluaran Rutin

Lakukan audit berkala terhadap seluruh biaya operasional, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengeluaran listrik. Identifikasi pos-pos yang bisa dipangkas atau dioptimalkan tanpa mengorbankan kualitas. Misalnya, mengganti bahan kemasan ke versi yang lebih hemat tapi tetap aman. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan rutin, minimal setiap tiga bulan.

2. Negosiasi Ulang dengan Pemasok

Hubungan jangka panjang dengan pemasok bisa dimanfaatkan untuk negosiasi harga atau skema pembayaran yang lebih fleksibel. Franchisor bisa membantu memfasilitasi negosiasi kolektif untuk memperoleh harga grosir yang lebih kompetitif. Selain itu, buka peluang untuk diversifikasi vendor agar tidak terlalu bergantung pada satu pihak.

3. Digitalisasi untuk Efisiensi Operasional

Gunakan sistem digital untuk mengelola keuangan, stok, dan absensi karyawan. Aplikasi point of sale (POS) yang terintegrasi bisa membantu franchisee mengontrol penjualan dan biaya dengan lebih akurat. Digitalisasi juga mengurangi risiko kesalahan manual yang seringkali menyebabkan pemborosan.

4. Fokus pada Produk dengan Margin Tinggi

Menghadapi Lonjakan Biaya Operasional

Saat biaya naik, fokuskan promosi dan stok pada produk dengan margin keuntungan yang lebih tinggi. Kurangi produk yang sulit terjual atau memiliki biaya produksi tinggi. Ini akan membantu menjaga arus kas tetap positif meskipun volume penjualan tidak meningkat drastis.

5. Tingkatkan Efisiensi Tenaga Kerja

Susun ulang jadwal kerja karyawan agar lebih efisien, misalnya dengan sistem shift yang menyesuaikan jam ramai pelanggan. Latih karyawan untuk multitasking agar operasional tetap lancar dengan jumlah SDM minimal. Jangan ragu memberikan insentif berbasis kinerja untuk meningkatkan produktivitas.

6. Manfaatkan Program dan Dukungan dari Franchisor

Franchisor yang baik biasanya menyediakan program efisiensi, pelatihan, atau kerja sama strategis untuk menekan biaya operasional. Franchisee perlu aktif menggali dan memanfaatkan dukungan ini. Misalnya, mengikuti pelatihan pengelolaan stok atau memanfaatkan sistem pembelian kolektif antar-cabang.

7. Tingkatkan Penjualan lewat Promosi Strategis

Menekan biaya memang penting, tapi meningkatkan pemasukan juga harus menjadi prioritas. Jalankan promosi yang spesifik dan berdampak, misalnya bundling produk saat jam sepi atau diskon loyalitas. Pastikan strategi pemasaran menyasar target konsumen yang tepat dan dievaluasi hasilnya secara berkala.

Menghadapi lonjakan biaya operasional memang tidak mudah, tetapi bukan berarti bisnis franchise harus menyerah. Dengan evaluasi menyeluruh, adaptasi strategi, dan kerja sama yang solid antara franchisor dan franchisee, tantangan ini bisa diubah menjadi peluang untuk menjadi lebih efisien dan tangguh.

Ingin tahu lebih banyak strategi untuk mengelola franchise Anda? Baca artikel-artikel lainnya di KabarFranchise.com dan temukan insight bisnis yang bermanfaat!

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.