Kopi Tuku dan MRT: Strategi Branding Unik yang Menggemparkan
Ketika mendengar pengumuman di MRT berbunyi “Cipete Raya… Tuku!”, apa yang langsung terlintas di pikiran? Tentu saja Kopi Tuku! Strategi branding ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari keputusan Kopi Tuku untuk berinvestasi demi menanamkan namanya di benak masyarakat. Namun, apakah strategi ini benar-benar worth it untuk bisnis? Mari kita kupas lebih dalam.
Kenapa Kopi Tuku Memilih MRT Sebagai Media Branding?
Di era digital, banyak brand memilih beriklan melalui media sosial, influencer marketing, atau iklan konvensional seperti billboard dan TV. Namun, Kopi Tuku mengambil pendekatan berbeda dengan mengaitkan namanya langsung ke salah satu stasiun MRT. Ada beberapa alasan mengapa strategi ini menjadi langkah yang cerdas:
1. Brand Awareness yang Kuat
Dengan ribuan orang yang menggunakan MRT setiap harinya, nama Kopi Tuku otomatis akan selalu disebut dan didengar oleh para penumpang. Ini menciptakan kesan yang terus-menerus tertanam dalam ingatan masyarakat.
2. Koneksi Emosional dengan Konsumen
Cipete merupakan lokasi outlet pertama mereka. Dengan menamakan stasiun ini, mereka tidak hanya mempromosikan brand, tetapi juga membangun keterikatan emosional dengan para pelanggan setia.
3. Strategi Cultural Domination
Kopi Tuku ingin lebih dari sekadar dikenal sebagai merek kopi biasa. Mereka ingin membentuk budaya baru dalam kebiasaan masyarakat Jakarta dengan cara yang unik.

Worth It atau Tidak? Analisis Keuntungan Branding di MRT
Investasi branding ini bukanlah jumlah yang kecil. Namun, apakah ini memberikan keuntungan yang sepadan?
1. Keuntungan Jangka Panjang
Brand yang sering disebut dan diingat akan memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Nama “Cipete Raya Tuku!” akan selalu melekat di benak masyarakat Jakarta, terutama mereka yang menggunakan MRT sebagai moda transportasi utama.
2. Potensi Peningkatan Penjualan
Dengan meningkatnya kesadaran merek, ada potensi besar bagi mereka untuk meningkatkan traffic ke outletnya, terutama di area Cipete dan sekitarnya. Bahkan, orang yang awalnya tidak mengenal merek ini bisa penasaran dan mencoba produknya.
3. Penghematan Biaya Iklan dalam Jangka Panjang
Ketimbang mengeluarkan biaya iklan berulang kali, strategi ini memberikan efek branding yang lebih kuat dan bertahan lama tanpa perlu biaya tambahan setiap bulannya.
Namun, tentu saja strategi ini belum tentu cocok untuk semua bisnis. Jenis bisnis yang ingin memanfaatkan strategi serupa harus memiliki brand yang sudah cukup dikenal, serta lokasi yang strategis dan relevan dengan target pasarnya.
Apa yang Bisa Dipelajari Bisnis Lain dari Strategi Ini?
Bagi pemilik bisnis atau franchise, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa diambil dari langkah ini:

1. Branding yang Unik dan Berbeda Bisa Meningkatkan Daya Ingat
Alih-alih mengikuti cara promosi konvensional, coba pikirkan strategi unik yang bisa membuat brand lebih menonjol.
2. Lokasi yang Tepat Bisa Menjadi Kunci Keberhasilan
Cipete dipilih karena merupakan tempat berdirinya outlet pertama mereka, sehingga ada keterkaitan emosional yang kuat dengan brand.
3. Investasi Branding Harus Sejalan dengan Target Pasar
Tidak semua bisnis cocok menggunakan strategi ini. Pastikan strategi branding yang dipilih benar-benar bisa menjangkau target pelanggan yang tepat.
Kesimpulan: Apakah Strategi Ini Worth It?
Dari segi branding dan awareness, langkah ini sangatlah cerdas. Nama mereka akan selalu terdengar dan tertanam di benak masyarakat, menciptakan brand recall yang kuat. Meskipun investasi awalnya cukup besar, manfaat jangka panjangnya bisa sangat menguntungkan.
Bagi pebisnis dan calon franchisee, strategi ini bisa menjadi inspirasi untuk berpikir lebih kreatif dalam membangun brand. Jika ingin terus update dengan strategi bisnis dan franchise lainnya, kunjungi laman Kabar Franchise untuk mendapatkan insight terbaru!


Leave a Reply