Bisnis
Home » Blog » 7 Jenis Model Bisnis Paling Umum, Mana yang Terbaik?

7 Jenis Model Bisnis Paling Umum, Mana yang Terbaik?

Saat hendak memulai bisnis, hal pertama yang mungkin Anda pikirkan adalah bagaimana menciptakan produk atau layanan yang hebat. Namun, perlu Anda ingat bahwa itu hanyalah permulaan. Masih ada proses panjang hingga akhirnya Anda menemukan jenis model bisnis yang tepat.

Di artikel ini, KabarFranchise.com akan menguraikan berbagai jenis model bisnis yang paling umum digunakan, lengkap dengan kekurangan dan kelebihannya. Simak, ya!

Apa Itu Model Bisnis?

Sumber: Freepik

Terlepas dari seberapa hebat produk atau layanan yang Anda tawarkan. Bagaimana pun, Anda perlu mencari tahu bagaimana cara memonetasi produk atau layanan yang ditawarkan, menyampaikan pesannya pada pelanggan, hingga menemukan metode terbaik untuk memastikan pertumbuhan bisnis. Untuk mencapai tujuan itu, yang Anda butuhkan adalah menemukan model bisnis yang tepat.

Secara sederhana, model bisnis menggambarkan metode yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan uang. Ini bisa membantu Anda menentukan target pasar, merencanakan biaya, menyesuaikan proses bisnis, hingga membuat proyeksi keuangan.

Dalam kebanyakan kasus, investor tidak akan bersedia memberikan modal sampai Anda memiliki model bisnis yang terdefinisi dengan baik. Nah, model bisnis yang baik biasanya mencakup lima komponen berikut:

  1. Produk atau layanan yang ditawarkan.
  2. Cara memproduksi produk atau layanan tersebut.
  3. Cara mendistibusikannya pada pelanggan.
  4. Cara menutupi biaya untuk menjalankan bisnis tersebut.
  5. Cara menghasilkan laba dari setiap penjualan produk atau layanan.

Jenis Model Bisnis

Model bisnis Berikut ini adalah beberapa jenis model bisnis yang paling umum digunakan. Berikut uraian selengkapnya.

1. Model Retail

jenis model bisnis
Sumber: Freepik

Model retail adalah jenis model bisnis yang paling umum dan banyak digunakan. Di mana, retailer membeli barang dari pedagang grosir untuk kemudian dijual kepada konsumen — baik secara daring maupun melalui toko fisik.

Model bisnis ini adalah salah satu yang paling mudah untuk diterapkan dan dipahami. Namun, juga yang paling kompetitif karena banyak bisnis menjual produk serupa. Membuat Anda harus siap bersaing dalam aspek harga, kualitas, maupun identitas merek.

Contoh: toko kelontong, pedagang pasar, dan penjual di e-commerce.

2. Model Manufaktur

Model manufaktur melibatkan produksi barang dari bahan mentah hingga produk jadi atau setengah jadi. Ini bisa berupa barang buatan tangan (handmade) maupun barang-barang yang diproduksi secara massal.

Model bisnis ini membutuhkan akses ke bahan mentah, keterampilan, peralatan, dan/atau tenaga kerja untuk memproduksinya. Mereka yang bergerak di sini biasanya mengandalkan pedagang grosir dan distributor untuk menjual produknya.

Contoh: pabrik pakaian anak, perusahaan rokok kretek, dan pengrajin mebel.

3. Model Berlangganan

Sumber: Freepik

Model berlangganan kembali populer beberapa tahun belakangan. Meski sebenarnya sudah digunakan sejak lama, ketika bisnis majalah dan surat kabar masih berjaya.

Model bisnis ini menyediakan produk atau layanan berkelanjutan selama periode tertentu kepada pengguna dengan harga yang telah ditetapkan di awal. Keuntungan dari jenis model ini adalah Anda bisa mendapatkan aliran pendapatan berkelanjutan tanpa harus mengulang penjualan.

Contoh: koran dan majalah, Netflix, dan Spotify.

4. Model Product as a Service (PaaS)

Model bisnis ini juga dikenal sebagai Product Service System, yang menggabungkan layanan dengan produk yang telah dibeli konsumen.

Keuntungan utama dari model bisnis ini adalah Anda bisa memastikan pendapatan yang berkelanjutan sembari meningkatkan customer experience.

Contoh: dealer yang menawarkan membership untuk perawatan kendaraan yang baru dibeli, transportasi online, dan produk elektronik.

5. Model Afiliasi

jenis model bisnis
Sumber: Freepik

Model afiliasi adalah ketika bisnis bergantung pada pihak ketiga untuk memasarkan dan menjual produk atau layanannya. Dalam hal ini, afiliator bertanggung jawab untuk mendorong penjualan dan mereka berhak menerima kompensasi, biasanya dalam bentuk komisi, dari penjual atau penyedia layanan.

Dengan model ini, bisnis dapat menikmati jangkauan yang luas dan mendapatkan pelanggan dari pasar yang tidak dapat mereka masuki. Untuk menjalankannya, bisnis biasanya menyediakan materi pemasaran gratis untuk afiliasi sehingga mereka mampu menampilkan identitas merek yang tepat saat memasarkan produk atau layanan tersebut.

Contoh: demo produk, review produk, dan kolaborasi dengan influencer atau KOL.

6. Model Freelance

Sesuai namanya, model bisnis ini menyediakan layanan untuk bisnis atau organisasi berdasarkan kontrak.

Meskipun kebanyakan freelancer beroperasi sebagai pekerja lepas independen, model bisnis ini sebenarnya juga memungkinkan untuk ditingkatkan skalabilitasnya.

Caranya dengan mempekerjakan freelancer atau subkontraktor lain yang dapat mengerjakan kontrak Anda.

Biasanya ini terjadi ketika Anda menangani lebih banyak kontrak daripada yang dapat Anda tangani sendiri sehingga Anda memutuskan “membagi” sebagian pendapatan Anda dengan subkontraktor yang Anda pilih.

Daya tarik dari jenis model bisnis ini adalah biaya overhead yang rendah. Anda tidak perlu mempekerjakan subkontraktor kalau tidak diperlukan dan Anda cukup membayar mereka setelah klien menyelesaikan pembayarannya.

Contoh: agensi penulis, desain grafis, dan content editor.

7. Model Waralaba

Sumber: Freepik

Jenis model bisnis yang terakhir adalah waralaba. Model bisnis ini kian populer dan banyak digunakan merek-merek ternama, seperti Doyan Ayam, Es Teh Indonesia, dan Kopi Kenangan untuk melakukan ekspansi bisnis.

Dalam model ini, Anda harus mengembangkan blueprint untuk bisnis yang sukses lalu menjualnya kepada investor atau pewaralaba (franchisee). Mereka kemudian akan menjalankan bisnis sesuai dengan identitas merek dan sistem waralaba.

Daya tarik utama dari model bisnis ini adalah Anda tidak perlu khawatir tentang operasional harian. Sementara itu, franchisee bisa menjalankan bisnis dengan risiko kegagalan yang lebih rendah karena mereka bisa memanfaatkan reputasi bisnis yang sudah terbangun.

Itulah 7 jenis model bisnis yang bisa Anda pilih untuk membangun bisnis. Kalau pilihan Anda jatuh pada model waralaba, pastikan Anda selalu update informasi terkini seputar dunia waralaba di KabarFranchise.com!

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.