Bisnis
Home » Blog » Kenapa Banyak Bisnis Ayam Goreng Gagal? Ini Realita di Baliknya

Kenapa Banyak Bisnis Ayam Goreng Gagal? Ini Realita di Baliknya

Bisnis Ayam Goreng

Ayam goreng adalah salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Mulai dari kaki lima sampai restoran cepat saji, semua berlomba-lomba menyajikan ayam goreng dengan berbagai varian. Tapi, meskipun kelihatannya semua orang suka ayam goreng, nyatanya banyak bisnis ayam goreng tidak bertahan lama.

Lalu, kenapa hal ini bisa terjadi? Bukankah permintaan ayam goreng selalu ada? Artikel ini akan mengupas realita di balik kerasnya persaingan bisnis ayam goreng dan mengapa tidak semua brand bisa bertahan lama.

Supply Naik, Demand Tidak Ikut Naik

Dalam beberapa tahun terakhir, tren bisnis ayam goreng meningkat pesat. Banyak pemain baru bermunculan, baik itu brand lokal, waralaba, hingga restoran mandiri. Namun, peningkatan jumlah pelaku usaha ini tidak diiringi dengan pertumbuhan daya beli masyarakat yang sepadan.

Akibatnya, pasar menjadi jenuh. Pemain makin banyak, tapi pembeli tetap atau bahkan berkurang karena faktor ekonomi. Ini menyebabkan perang harga yang sangat ketat.

Harga Ditekan, Margin Untung Jadi Tipis

Karena kompetitor saling banting harga, pelaku bisnis ayam goreng terpaksa ikut menurunkan harga jual agar tetap dilirik konsumen. Tapi di balik harga murah itu, biaya operasional tidak bisa ikut ditekan semudah itu. Harga minyak goreng, ayam, bumbu, sewa tempat, dan gaji karyawan terus naik.

Efeknya? Margin keuntungan jadi sangat tipis. Bahkan, satu kesalahan kecil dalam manajemen biaya bisa langsung membuat bisnis rugi besar.

Bisnis Ayam Goreng

Produk Mirip, Konsumen Gampang Pindah

Satu lagi masalah utama di pasar bisnis ayam goreng adalah kurangnya diferensiasi. Kebanyakan brand menyajikan produk yang hampir sama: ayam crispy, sambal pedas, nasi, dan minuman. Konsumen pun tidak punya ikatan emosional yang kuat dengan satu brand, karena semua terlihat mirip.

Akibatnya, mereka mudah berpindah ke tempat lain yang lebih murah atau sedang viral. Tanpa pembeda yang jelas, loyalitas konsumen sangat rendah.

Siapa yang Bertahan? Yang Sistemnya Siap Pakai

Dalam kerasnya medan perang bisnis ayam goreng, hanya brand yang memiliki sistem operasional efisien dan siap pakai yang mampu bertahan. Sistem ini mencakup SOP (Standard Operating Procedure), pelatihan tim, kontrol bahan baku, dan pengembangan produk yang berkelanjutan.

Namun sayangnya, banyak franchise ayam goreng tidak punya itu. Beberapa hal yang sering jadi penyebab kegagalan antara lain:

  • Tidak ada SOP yang jelas
  • Tim tidak dilatih secara menyeluruh
  • Bahan baku tidak konsisten
  • Tidak ada pendampingan dari pusat
  • Produk tidak berkembang mengikuti tren

Brand boleh viral, tapi kalau manajemen dan sistemnya rapuh, maka bisnis hanya tinggal menunggu waktu untuk tumbang.

Viral Tidak Sama dengan Tahan Lama

Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh pelaku bisnis ayam goreng adalah terlalu fokus pada strategi viral marketing. Video TikTok yang ramai, influencer yang mempromosikan, dan antrean panjang saat grand opening memang bisa membangkitkan hype. Tapi semua itu hanya bertahan sementara.

Tanpa dukungan sistem internal yang kuat, bisnis akan kesulitan mempertahankan kualitas dan layanan ketika hype mereda. Dan ketika konsumen kecewa, mereka tidak segan-segan beralih ke brand lain.

Bisnis Ayam Goreng

Apa yang Harus Dilakukan?

Agar bisnis ayam goreng bisa bertahan dalam jangka panjang, pemilik usaha harus membangun fondasi yang kuat sejak awal. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:

  1. Bangun SOP yang Rinci

Proses produksi, penyajian, hingga pelayanan harus punya standar yang jelas dan mudah diikuti semua tim.

  1. Latih Tim Secara Berkala

Jangan hanya mengandalkan trial and error. Tim outlet harus benar-benar memahami perannya.

  1. Jaga Konsistensi Bahan Baku

Rasa yang berubah-ubah bisa membuat konsumen kecewa. Gunakan sistem distribusi bahan yang stabil dan terpercaya.

  1. Inovasi Produk Secara Berkala

Jangan hanya jual satu jenis ayam terus-menerus. Tambahkan menu baru yang menarik tanpa mengganggu operasional utama.

  1. Berikan Pendampingan Kepada Mitra

Kalau bisnis Anda berbasis franchise, jangan biarkan mitra jalan sendiri. Pendampingan rutin sangat penting untuk menjaga kualitas brand.

Kesimpulan: Bukan Sekadar Jual Ayam, Tapi Bangun Sistem

Memulai bisnis ayam goreng memang terlihat mudah, tapi mempertahankannya adalah tantangan besar. Di tengah persaingan ketat dan kondisi ekonomi yang fluktuatif, hanya brand dengan sistem yang solid dan efisien yang bisa bertahan.

Jadi, jika Anda ingin masuk ke dunia bisnis ayam goreng, pastikan Anda tidak hanya fokus pada rasa dan promosi. Bangun manajemen yang kuat, siapkan sistem yang matang, dan latih tim Anda dengan baik. Karena pada akhirnya, yang bertahan bukan yang paling viral—tetapi yang paling siap.

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.